Hindari Penggunaan POV Orang ke-2 - Sastra Indonesia Org








Hindari Penggunaan POV Orang ke-2




Menggunakan sudut pandang orang ke-2 dalam sebuah novel maupun cerpen memanglah tidak mudah.
Sampai saat ini, setahu aku, belum pernah ada satu pun novel yang sukses dengan
menggunakan sudut pandang orang ke-2, kamu, kau, atau Anda. Tapi ini setahu saya loh, mungkin saja
kamu pernah tahu.

Meskipun demikian, masih banyak penulis pemula yang mencoba-coba menggunakan sudut pandang orang ke-2 dalam karyanya.



Berikut contoh sepenggal cerita yang menggunakan sudut pandang orang ke-2:

Sudah hampir dua tahun lamanya kamu menjalani hubungan penuh kebohongan ini. Keluh-kesahmu tentang semua yang terjadi, menjadikanmu pribadi yang lemah.

“Apakah hubungan ini harus disudahi?” ratapmu disetiap malam.

Langit dan bintang malam selalu menjadi saksi keperihan hatimu atas semua kebohongan yang sebenarnya kamu ketahui, namun apa daya, kamu hanya mampu menyiman tanpa mengungkapkan kesengsaraan hatimu.





Dari arah pintu ibumu masuk, melihatmu berdiam diri di balkon kamarmu, dengan cepat ibu langsung menghampirimu.

“Kamu kenapa lagi, Cit?” tanya ibumu.
“Tidak, Bu,” jawabmu.

Menurut saya, awalnya cukup bisa lah dipahami, namun ketika memasuki dialog mulai kebingungan. Memang kendala terbesar penggunaan POV ke-2 adalah ketika sudah masuk ke dialog.

Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga bermanfaat. J

























Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hindari Penggunaan POV Orang ke-2 - Sastra Indonesia Org"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.