Opening Dalam Bentuk Dialog Harus Kuat - Sastra Indonesia Org




Selain opening dalam  bentuk narasi/ deskripsi, opening juga boleh menggunakan bentuk dialog. Akan tetapi, jika ingin memulai opening dengan dialog maka dialog harus benar-benar kuat, bukan dialog biasa. Sayangnya, masih banyak penulis pemula yang asal tulis saja dalam menyajikan dialog untuk sebuah opening.

Perlu kamu ketahui, dialog ucapan salam maupun sapaan seperti Assalamu’alaikum, halo/ hai, selamat pagi/ siang/ sore/ malam, dan lain sebagainya itu juga merupakan dialog biasa/ tidak kuat untuk opening. Contoh saja:

Assalamu’alaikum Bu Siti,” salam Ina.

atau

“Hai Ari, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?” sapa Zahra.

Ada lagi dialog yang terkesan basi. Perhatikan dialog di bawah ini:

“Halo Metty, lagi apa? Sudah makan belum?” tanya Rio di seberang telepon.





Oleh karena itu, buatlah dialog yang greget dalam opening. Agar dialog itu kuat, salah satunya dengan cara membuat dialog yang langsung masuk ke konflik. Misalnya opening dialog di bawah ini:

“Kalian itu jahat, selalu aku yang disalahkan. Kalian selalu memperlakukanku seperti seorang budak. Apa salahku sebenarnya pada kalian, hah?” ucap Ratih pada keluarganya.

Dialog opening yang kuat juga bisa didapatkan dengan cara menggunakan kalimat kontroversial. Misalnya:

“Tuhan, kenapa mereka jahat sekali kepadaku? Salahku apa ya Tuhan?” seru Ratih berulang kali di dalam kamar bersama linangan air mata.
Jadi, apabila kamu ingin memakai dialog dalam opening, pastikan dialog tersebut benar-benar kuat, unik/ menarik, dan juga berbobot. Bukan dialog standar lho ya teman-teman J.

Bagaimana? Sudah paham?

All picture by: Google


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Opening Dalam Bentuk Dialog Harus Kuat - Sastra Indonesia Org"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.