Jangan Terlalu Banyak Menyajikan Kebetulan - Sastra Indonesia Org








Selamat pagi teman-teman? Apa kabar? Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya ya J. Seperti biasa, sebelum memulai belajar hari ini jangan lupa awali dengan basmallah dan akhiri dengan alhamdulillah ya J. Bagi yang beragama non islam berdoa menurut keyakinan masing-masing saja, hehe. Kali ini saya akan memberikan materi tentang terlalu banyaknya kebetulan dalam cerita. Mohon disimak ya! J

Kebetulan bisa terjadi dalam kehidupan nyata dan itu sah-sah saja. Namun, kalau kebetulan dituangkan dalam sebuah cerita tentu hal itu berbeda. Kebetulan dalam karya tulis akan terlihat penulis seperti mengambil cara mudah untuk membuat konflik cepat selesai.
Contoh saja, ketika tokoh dalam sebuah cerpen menghadapi perampokan di toko emas. Bukannya penulis bersusah payah memikirkan bagaimana caranya agar si tokoh punya solusi. Eh, malah si tokoh mempunyai kerabat di kepolisian dan segera meneleponnya. Akhirnya polisi segera datang dan masalah terselesaikan sudah.

Atau pada seorang mahasiswa yang berusaha memikat hati seorang gadis pujaan di kampusnya. Segala cara telah ia lakukan, tetapi tidak pernah berhasil memikat hati si gadis tersebut. Namun, tanpa sengaja sang cowok bertatapan dengan teman sekelas pujaannya itu dan kebetulan teman sekelasnya itu adalah teman satu kost sang cowok yang pernah akrab dulu sewaktu OSPEK.




Baca juga: Konflik itu Harus Membangun Rasa Penasaran - Sastra Indonesia Org

Akhirnya tanpa kesulitan si cowok bisa sering bertemu dengan gadis pujaannya karena teman satu kosnya ikut mendukung. Singkat cerita, akhirnya mereka jadian.

Menciptakan kebetulan demi kebetulan itu membuat kisah terkesan terlalu mudah. Terkesan penulis malas berpikir keras untuk menyelesaikan konflik atau masalah dengan cara yang lebih cerdas.

Sesuatu terjadi karena alasan tertentu itu akan lebih mempesona daripada kebetulan. Jadi, sekalipun ada kebetulan harus ada alasan tertentu yang bisa membuat kebetulan itu menjadi wajar dan tidak dipaksakan.
Saran saya agar dalam cerita tidak terlalu banyak kebetulan atau setidaknya kebetulan tetap masuk dalam jalur logika, maka sebagai penulis harus memilih setting yang tepat dan menyiapkan lanjaran yang kuat atau mempersiapkan detail yang terencana. Sehingga saat kebetulan itu muncul, semua jadi masuk akal karena ada penjelasan sebelumnya yang memungkinkan kebetulan tersebut sampai terjadi.

Bagaimana teman-teman? Sudah paham? Kalau belum silakan bertanya ya dan kalau mau menyanggah juga silakan. Jangan malu-malu dan takut, saya tidak akan menggigit kok J. Kan saya bukan vampir, hehe.

All picture by: Google



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jangan Terlalu Banyak Menyajikan Kebetulan - Sastra Indonesia Org"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.