Materi - Empat Hal yang Diperlukan Sebelum Menulis - Pirsawan






Empat Hal yang Diperlukan Sebelum Menulis 

Seorang penulis misteri, Yasuo Uchida, menulis catatan tambahan dalam bukunya, Tenkawa Densetsu Satsujin Jiken [Kasus Pembunuhan di Tenkawa Densetsu], “Bila bicara jujur, saya tidak pernah serius mempelajari teknik menulis novel. Saya masih seorang amatir, dan tidak pernah benar-benar tahu bagaimana cara menulis yang baik. Saya pernah mendengar bahwa menuliskan plot sebelum menulis merupakan metode standar; namun, saya tidak pernah melakukannya. Saya hanya memencet tombol pengolah kata saya saat cerita yang menarik datang ke kepala saya. Sementara terus mengetik, adegan berikutnya dan pergerakkan karakter muncul, satu demi satu.”
———————
Bagi kebanyakan orang yang baru meniti karier menjadi penulis/pengarang, menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak problema yang harus dihadapi; entah itu mudah atau sulit. Namun, yang harus dilakukan dan terus dipelajari dari menulis adalah bagaimana proses menulis itu sendiri.
Di pertemuan sebelumnya, sudah dibahas mengenaI perbedaan "Penulis dan Pengarang". Setelah mengetahui dan menentukan apakah kita termasuk ke dalam penulis atau pengarang, langkah selanjutnya adalah menulis. Seperti yang pernah dikatakan Arswendo Atmowiloto, menulislah dari sekarang!

Baca juga:   Materi Puisi Akrostik - Sastra Indonesia

Akan tetapi, menulis itu proses yang panjang. Ada hal-hal yang diperlukan saat sebelum atau sesudah menulis. Dan untuk saat ini, saya akan membahas tentang "Empat Hal yang Diperlukan Sebelum Menulis".
1. Menguatkan niat
Seorang penulis/pengarang sejati, pasti sudah memantapkan diri untuk melakukan separuh hidupnya dalam menulis. Entah itu di waktu senggang, atau waktu yang sudah dikhususkan untuk menulis.
Dengan niat dan tekad, penulis/pengarang memiliki fondasi kuat yang mampu menunjang segala hal yang melandanya. Dengan niat juga, segala sesuatu yang terjadi pasti akan dilawan.
Pernah mendengar perkataan bahwa niat adalah kunci kesuksesan selain restu orang tua? Jika belum pernah, maka mulai sekarang kuatkan niat dengan sepenuh hati. Jangan setengah-setengah karena bisa mengakibatkan hal yang cukup fatal.
2. Mengetahui konsekuensi
Setelah menguatkan niat, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan sebelum menulis adalah mengetahui konsekuensi.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), konsekuensi adalah akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya). Dalam konteks pra-menulis, penulis harus mampu memikirkan konsekuensi yang ia dapatkan pasca-menulis. Konsekuensi ini bisa jadi positif atau negatif, tergantung dari apa yang dibangun sejak awal.
Misalnya, jika penulis punya attitude yang buruk, lalu melahirkan sebuah karya, apa yang akan ia dapatkan? Kritikan pedas, kah? Atau malah pujian?
Contoh lain, jika penulis sering meminta pendapat mengenai tulisannya ke khalayak umum, apa yang ia dapatkan setelah mampu melahirkan karya?
Kunci utama mendapat konsekuensi yang baik adalah dengan menjaga atau membangun attitude yang baik pula.
3. Menggagaskan Ide
Ide adalah pemikiran dasar. Setiap penulis/pengarang pasti memiliki ide sebagai penunjang menulis. Lalu, apa yang harus dilakukan penulis/pengarang setelah menemukan ide? Tentu saja mengembangkan dan mempersempit ide.
Ide bisa didapat dari mana saja. Jangan memikirkan ide yang briliant, karena semua ide itu pada dasarnya sama. Hanya saja, eksekusinya yang berbeda.
4. Mengambil dan mengolah data
Setelah merampungkan ketiga hal di atas, penulis/pengarang harus 'menggali' apa yang akan ia tulis. Istilah sederhananya adalah riset.

Baca juga: Materi Cerpen - Langkah Menulis Cerpen Untuk Pemula - Sastra Indonesia

Riset dan penulis/pengarang, adalah satu-kesatuan yang tidak dapat dipecahkan. Riset, atau penyelidikan suatu masalah, merupakan salah satu bagian penting dalam menulis.
Sekarang ini banyak buku-buku penunjang mengenai riset yang bisa didapat di mana pun. Hanya saja, banyak penulis/pengarang yang 'kurang mau' melakukan riset.
Saya pernah bertanya pada salah satu 'penulis'. Menurutnya, riset itu tidak terlalu penting. Toh cerita yang ditulis berupa fiktif atau rekayasa. Jadi peran riset tak selamanya dibutuhkan.
Saat itu saya hanya diam, tak membalas satu pun perkataan yang dilontarkannya. Andai kata ia tahu kalau penulis sekelas Andrea Hirata, Dee Lestari, dan yang lainnya, melakukan riset lebih dari setengah tahun, pasti ia akan ternganga.
Jika sudah mengetahui apa saja yang diperlukan sebelum menulis, mari kaji ulang dan perbaiki lagi apa saja yang sudah kita lakukan. Meski penulis/pengarang punya cara tersendiri sebelum menulis, seperti Yasuo Uchida, tapi alangkah baiknya kita melakukan hal-hal dasar—seperti yang baru saja dijelaskan—yang mampu meningkatkan kemampuan kita dalam menulis.
Dan ingat juga, bahwasannya, menururt Belle Waring, menulis itu sejenis permainan yang dalam. Jangan gegabah dalam menulis dan nikmatilah prosesnya.
———————
Mungkin cukup sekian untuk hari ini. Bagi yang masih kebingungan, silakan bertanya. Atau jika ada yang mau menyanggah, silakan saja.
Pertemuan selanjutnya akan membahas mengenai "Cara Mengembangkan dan Mempersempit Ide"—sedikit juga membahas seputar riset yang baik.

Salam hangat literasi dan terima kasih.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Materi - Empat Hal yang Diperlukan Sebelum Menulis - Pirsawan"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.