Laut Bercerita karya Leila S. Chudori adalah salah satu novel Indonesia yang paling menggugah tentang luka sejarah Orde Baru. Cerita ini mengikuti kehidupan Biru Laut, seorang mahasiswa aktivis yang bersama kawan-kawannya terlibat dalam gerakan prodemokrasi. Melalui sudut pandang yang intim, pembaca diajak menyelami idealisme, ketakutan, dan persahabatan yang mereka jalani, hingga akhirnya mengalami penangkapan dan penghilangan paksa yang menjadi inti tragedi novel ini.
Kekuatan novel tidak hanya terletak pada gambaran kekerasan negara, tetapi juga pada cara Leila menghadirkan kemanusiaan di balik peristiwa kelam tersebut. Kita melihat bagaimana seorang anak, seorang sahabat, dan seorang kekasih masih mencoba mempertahankan harapan meski hidup mereka terus dibayang-bayangi bahaya. Pada bagian kedua, cerita berpindah ke sudut pandang keluarga korban. Di sinilah rasa kehilangan menjadi semakin nyata. Mereka mencari, menunggu, dan terus menjaga ingatan, meskipun negara menutup rapat kebenaran. Duka mereka menjadi representasi dari ratusan keluarga yang mengalami kehilangan serupa dalam sejarah Indonesia.
Penokohan dalam novel ini menjadi salah satu kekuatannya. Biru Laut tampil sebagai tokoh yang idealis dan penuh humor, tetapi juga rapuh sebagai manusia yang berhadapan dengan ketakutan terbesar dalam hidupnya. Teman-teman aktivisnya, Anjani, Sunu, Alex, dan lainnya, dihadirkan dengan karakter yang jelas sehingga tragedi yang menimpa mereka tidak terasa jauh dari pembaca. Sementara itu, keluarga Laut digambarkan dengan sensitivitas yang mendalam, cinta mereka menjadi penopang emosi terbesar dalam cerita.
Gaya bahasa Leila S. Chudori tetap menjadi ciri khas, puitis tanpa kehilangan ketegasan, lembut tetapi sarat ketegangan. Prosa yang ia bangun mengalir, menghubungkan riset sejarah yang kuat dengan narasi yang personal. Kesedihan, cinta, dan kemarahan hadir bersamaan, membentuk pengalaman membaca yang intens.
Dari novel ini, pembaca dapat menarik banyak pelajaran moral. Laut Bercerita mengingatkan bahwa kebenaran tidak boleh dibungkam, bahwa sejarah harus diperjuangkan agar tidak hilang begitu saja. Ia menegaskan bahwa kehilangan tidak hanya dialami satu tokoh, tetapi menjadi luka bangsa apabila tidak pernah dipulihkan. Di tengah cerita tentang kekejaman dan ketidakadilan, novel ini tetap menyelipkan pesan tentang pentingnya keberanian, ingatan, dan kemanusiaan.
Melalui karya ini, Leila S. Chudori tidak hanya menulis novel, Leila S. Chudori membuka ruang refleksi tentang masa lalu dan mengajak kita memastikan bahwa suara yang pernah hilang tidak dilupakan. Laut Bercerita adalah sebuah bacaan yang tidak hanya menyentuh, tetapi juga mendidik, mengingatkan kita tentang kekuatan sastra sebagai penjaga ingatan dan empati.

0 Response to "Resensi Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.