Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Infiks

 


Hai Sobat Literasi, pasti tidak asing lagi dengan istilah afiks atau imbuhan. Ya, rasanya tak akan lengkap jika membahas Bahasa Indonesia tanpa menyertakan imbuan prefiks, sufiks, dan infiks. Mulanya ada istilah yang dikenal dengan kata dasar dan kata dasar berimbuhan. Kata dasar sendiri merupakan kata yang memiliki makna, tetapi belum ditamba dengan imbuhan dan belum berubah bentuk. Sedangkan Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata dasar adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa digunakan dalam berbahasa.

Lain haknya, dengan kata dasar berimbuhan yang berarti sebagai kata yang telah mengalami penambahan baik awalan, sisipan, atau akhiran, sehingga bentuk, makna, dan fungsinya berubah. Tentunya, kalian pasti tidak asing dengan afiksasi atau proses penambahan imbuhan pada kata dasar. Ada 4 jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia, yaitu prefiks dan sufiks yang sudah kita bahas, dan kali ini akan membahas infiks, untuk konfiks mungkin di artikel selanjutnya.

Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Sufiks

Infiks atau sisipan sendiri merupakan imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan ini pengguannya terbatas, hanya pada kata-kata tertentu. Hampir tidak mengalami pertambahan secara umum, sisipan ini terletak pada suka pertama kata dasarnya yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Dikutip dari wikibooks.org Infiks dibagi menjadi empat, yaitu sisipan -er-, -el-, -em-, dan -in.

Sisipan atau infiks ini pun mempunyai makna sebagai berikut:

1. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. 

Contohnya: temali, gerigi, serabut, kemelut, gemunung, dll.

2. Menyatakan intensitas frekuentif atau banyaknya waktu.

Contoh: gemuruh, gemetar, gemertak, dll.

3. Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.

Contoh: kemuning, cemerlang, kemilau, semerbak, dll.

Baca juga: Mengenal Prefiks dalam Bahasa Indonesia

Kalian juga perlu tahu, nih, kalau ada sisipan yang dipengaruhi oleh bahasa Jawa, contohnya kata kesinambungan yang kata dasarnya berasal dari sinambung dan disebut kata dasar sekunder. Sedangkan sinambung sendiri memiliki kata dasar sambung karena mendapat sisipan -in- yang menyatakan sifat terus-menerus. Tak jauh beda dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, proses imbuhan kata dasar juga ada pada istilah yang sama, tetap mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu merupakan kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier. Berikut penjelasannya:

  • Kata dasar primer merupakan kata dasar yang berupa kata asal atau morfem daar dan dipakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contohnya: hitung-hitungkan-perhitungkan. 
  • Kata dasar sekunder merupakan kata dasar yang berupa kata jadian yang dipakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh: ditulis-dituliskan, mendengar-mendengarkan.
  • Kata dasar tersier merupakan kata dasar yang berupa kata jadian yang digunakan sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: ingat-ingatkan-peringatkan-diperingatkan.
Biasanya sisipan atau infiks ini dibentuk dari kata benda menjadi kata sifat. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Infiks"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.