Meneropong Demografi dan Kesehatan Indonesia Melalui SDKI 2017 - Joko Ade Nursiyono, SST


Meneropong Demografi dan Kesehatan Indonesia melalui SDKI 2017

Joko Ade Nursiyono,SST



Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ini kembali menggelar Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Survei ini merupakan salah satu survei hasil kerjasama BPS, BKKBN dan Kemenkes RI. Survei ini telah dilaksanakan oleh BPS sejak tahun 1987 dengan nama asal Survei Prevalensi Indonesia (SPI). Hingga tahun 2017, SDKI telah menginjak pelaksanaanya yang ke-8.

Dengan berdasar kepada proyek Demographic and Health Survey (DHS), SDKI dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data terkait demografi serta kesehatan Indonesia. Beberapa tujuan dari survei ini meliputi, tingkat kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan Keluarga Berencana (KB), pengetahuan pria kawin soal kesehatan reproduksi, tingkat prevalensi AIDS serta Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya, peran pria dalam program KB, kesehatan ibu dan anak, termasuk pacaran dan perilaku seksual lainnya.

Cakupan dalam SDKI 2017 juga meliputi beberapa kalangan menurut kategori usia. Untuk Rumah Tangga, nantinya dicacah seluruh anggota RT terpilih sampel. Lalu Wanita Usia Subur (WUS), yakni wanita yang berusia 15-49 tahun (belum/sudah menikah), Pria Kawin (PK) dengan cakupan usia 15-54 tahun serta yang tak kalah penting adalah Remaja Pria (RP) dalam rentan usia 15-24 tahun.

Guna mendukung agenda besar SDKI ini, juga sebagai awalan untuk menguji kelayakan survei, tahun 2016 BPS telah melakukan uji coba (pilot survei) di tiga Provinsi. Tiga provinsi itu adalah Aceh, DIY dan Maluku.

Berdasarkan hasil pilot survei tersebut, SDKI tahun ini memperoleh target sebanyak 49.250 rumah tangga yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada masing-masing unit observasinya, yang menjadi target WUS sejumlah 59.100, RP 24.625 dan PK diharapkan mencapai 14.193.

Output dari SDKI begitu banyak. Dari hasilnya nanti, kita akan dapat mengetahui besarnya prevalensi penyakit AIDS secara nasional, tingkat migrasi risen, angka kematian ibu dan anak, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), tingkat pengguna KB, perilaku seks pada remaja, termasuk pacaran dan kondisi kesehatan lingkungan tempat tinggal.

Penting sekali bukan outputnya?

Pelaksanaan lapangan SDKI 2017 sendiri akan dilakukan pada bulan Juli hingga September mendatang. Waktu yang diperlukan relatif lama untuk mengumpul indikator demografi dan kesehatan seluruh sampel terpilih. Oleh karena itu, diharapkan sekali peran serta kita semua untuk menerima para petugas pencacah SDKI di rumah kita sebab data kita nantinya sangat bermanfaat untuk menentukan kebijakan nasional yang lebih tepat guna dan tepat sasaran.(*)

Profil Penulis:

Nama Lengkap: Joko Ade Nursiyono, SST
Domisili: Ternate Maluku Utara
Jabatan: staf BPS Provinsi Maluku Utara

Sumber ilustrasi: dokumentasi pribadi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Meneropong Demografi dan Kesehatan Indonesia Melalui SDKI 2017 - Joko Ade Nursiyono, SST"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.