Konsisten Menulis dengan Menyusun Outline Cerita

 


Menulis menjadi hal menyenangkan, karena bukan sekadar merangkai kata untuk saya introvert menulis juga menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan. Namun, semakin ke sini perasaan tidak selamanya sesuai yang diinginkan atau berjalan mulus sesuai scenario cerita. Seiring berjalannya waktu di dunia kepenulisan saya sadar tidak hanya itu tujuan menulis, tetapi juga ingin dibaca orang lain. Saat menulis menggunakan perasaan yang silih berganti, bahkan tidak menentu akan membuat cerita menjadi terombang-ambing tidak jelas.

Tidak hanya itu kendala dalam menulis terkadang mood buruk datang membuat kita malas penulis, bisa juga tiba-tiba menemui jalan buntu di tengah cerita yang berakhir hiatus, ada juga yang mengalami writer’s block. Tentu saja hal ini membuat karyamu terbengkalai atau Kembali ke draft karena tidak bisa dilanjutkan dengan alasan kehabisan ide. Oleh karena itu, sebagai penulis kalian perlu menyusun konflik yang aka nada dalam ceritamu secara runtut. Hal ini disebut outline wajib ada sebelum mulai menulis novel karena merupakan peta dalam menulis.

Outline sendiri adalah struktur alur cerita yang akan ditulis untuk sebuah novel, ini biasanya berisi poin-poin utama yang akan diangkat dalam setiap bagian dari cerita. Outline dapat membantumu focus pada cerita, tidak menyimpang ke mana-mana, dan saat tidak ide pun kamu bisa kembali menengok outline untuk melanjutkan perjalanan ceritamu. Tentunya ini mempermudah penulis dalam menuliskan ceritanya. Bagaimana sih langkah membuat outline? Sebagai berikut:

        1.       Buat Premis

Premis adalah inti dari cerita yang menggambarkan keseluruhan isi dalam cerita yang dialami oleh tokoh utama. Ada empat unsur utama premis, sebagai berikut:

Baca juga: Tips Membangkitkan Mood Menulis

            a.       Karakter

            b.       Tujuan Tokoh

            c.       Halangan Tokoh

            d.       Resolusi

Contoh Premis: Aster seorang mahasiswi di Universitas Diponegoro yang mengambil jurusan Teknik, ia terkenal pintar dan pendiam. Sifat pendiamnya membuatnya dikucilkan, hingga ia jatuh cinta kepada seorang pria Bernama Alister yang friendly pada semua orang. Ingin sekali ia mengenalnya, tetapi Alister tak pernah melhatnya. Ia pun memilih mencari kesempatan untuk bertemu dengan pria yang dicintainya, seperti ikut ekstrakurikuler jurnalis dan olimpiade yang sama dengan Alister.

        2.       Bagi Cerita Menjadi 3 Bagian Utama

Kamu dapat memisahkan ini menurut perkenalan, konflik, resolusi. Bagian perkenalan pasti tahu dong kalian harus memperkenalkan karakter tokoh utama, lalu beranjak ke konflik di mana masalah tokoh utama mulai bermunculan dan cara bagaimana ia menghadapainya. Hingga berakhir solusi atau konsekuensi dari semua Tindakan yang sudah diambil.

Contoh:

Perkenalan: Perkenalkan Aster yang pendiam dan sering merasa kesepian

Konflik: Aster jatuh cinta dan bertekat untuk mendapatkannya

Resolusi: Aster dan Alister saling melengkapi dan berjanji bersama berjuang meraih cita-cita

        3.       Buat Poin dari setiap bagian/part cerita

Hal yang perlu kamu lakukan adalah mendaftar poin-poin yang ingin dibahas di setiap tiga poin utama tadi dan setiap satu poin mewakili satu bagian/part dalam cerita. Pastikan poin-poin selanjutnya berkesinambungan dan ini akan membuat pembaca penasaran dan ingin terus membacanya.

Contoh:

 

Perkenalan:

        1.       Perkenalan tentang Aster

        2.       Aster bertemu dengan Alister

Tengah:

        3.       Aster jatuh cinta dan bertekat mendapatkannya

        4.       Pertama mencari tahu tentang Alister

        5.       Lalu, mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik

        6.       Mencari kesempatan mendekati Alister

        7.       Mengikuti Olimpiade Bersama Alister

        8.       Saling mengenal satu sama lain lewat diskusi

Akhir:

        9.       Keduanya saling jatuh cinta

        10.   Sering menghabiskan waktu bersama, hingga pacaran

 

        4.       Menambahkan Keterangan

Kalian bisa menambahkan cacatan untuk setiap poin yang sudah ada, seperti memberi quote atau sub-poin yang menjelaskan kejadian apa saja yang akan dilewati.

Baca juga: Tidak Konsisten Menggunakan Kata Ganti dalam Narasi

Contoh;

        5.       Mengikuti Ekstrakurikuler jurnalistik

            a.       Berdiskusi Bersama untuk membuat artikel

            b.       Melakukan wawancara bersama

            c.       Sering keluar Bersama untuk melakukan liputan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Konsisten Menulis dengan Menyusun Outline Cerita"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.