Cerpen - Kita Salah Waktu - Karya SiMo - Sastra Indonesia Org







Kita Salah Waktu
Karya: SiMo


Kenyataan dari semua ini hanya aku yang benar-benar jatuh padamu. Waktuku yang banyak digunakan untuk mencintaimu membuat aku tak habis pikir, mengapa kamu tak memulai hal yang sama sepertiku?
Dahulu setiap perlakuanmu memberikan kesan mendalam, entah itu dalam bentuk hangat atau hanya sikapmu yang teramat dingin. Saat itu yang kuharap kamu merasakan hal yang serupa, saat itu pula yang kudamba hanya terbukanya hatimu walaupun hanya celah.
Perlakuanmu yang ambigu membuat aku kelimpungan, apa yang sebenarnya sedang kamu rasakan? Tapi tak apa, meski begitu aku tetap senang, setidaknya kamu masih tahu cara bersikap.
Kamu sering memberiku perhatian, pun tak jarang kamu bahkan mengacuhkan. Kata temanmu, kamu hanya sedang tidak sepaham dengan pikiranmu. Mereka bilang, coba kamu tenangkan. Kadang aku berpikir apa yang selalu membuat hati dan pikiranmu tak sejalan? Apa aku kurang memberimu kebahagiaan? Apa aku kurang menyenangkan?
Sering kudengar kamu menghela napas panjang, terdengar seperti suara bimbang yang penuh dengan keputusasaan. Tak jarang juga kudapati kamu yang sedang mengosongkan pikiran, matamu yang seolah memberiku gambaran betapa beratnya pilihan yang harus kamu hadapi. Tapi apa yang sedang kamu hadapi?


Sudah tahun ketiga, kita begini-begini saja, status yang membingungkan bagi kami kaum wanita. Kamu tak pernah bilang tidak, pun tak pernah mengiyakan. Kamu tak pernah menceritakan wanita lain, tapi seperti tak pernah menganggap aku wanita. Kamu tak pernah terlihat bercengkerama dengan mata binar lain, tapi padaku kamu masih datar-datar saja. Sebenarnya isi hatimu itu apa? Mengapa sulit sekali menatapku?
Aku mulai lelah, tapi tak pernah mau melangkah. Aku sudah sangat muak, tapi tetap jalan di tempat. Aku sudah ingin pergi, tapi kamu malah menghampiri, dan bersikap seolah akan menjelaskan. Kini pikirku betapa egoisnya kamu, betapa tamaknya hatimu.
Kamu bilang, hatimu juga punya rasa yang sama, berdetak di luar batas ketika aku buat kamu tertawa, dan banyak hal yang tak bisa diungkapkan dengan kata. Alasanmu selama ini begini karena masih jatuh saat aku datang. Katamu, kamu masih terpuruk saat aku ada. Kamu belum yakin, apa aku bisa membuat kamu bangkit lagi? Sontak itu mengejutkan bagiku. Batinku berkecamuk, aku merasa buruk. Jadi, selama ini apa?
Aku yang terus membantu menyembuhkan lukamu, terus berusaha mengembangkan tawamu meski tak jarang gagal. Berusaha mendorongmu agar bangkit lagi dari segala hidup dinginmu. Membuat kamu lebih mengenal dunia yang selama ini kamu tinggalkan karena jatuh. Lalu maksudmu apa? Apa sama sekali tak terlihat perjuanganku sampai sini. Katamu meski aku berusaha semaksimal mungkin tak bisa membukakan hatimu, katamu ini semua kemustahilan. Katamu aku terlalu berharap ketinggian. Kamu bilang kita tak mungkin berhasil.
Aku mulai berpikir bisa saja jika orang lain ada di posisimu mereka sudah jatuh pula padaku, aku hanya merasa kamu yang tak punya perjuangan untuk bangkit. Aku hanya merasa kamu tak mau aku bantu sembuhkan.
Aku benar-benar membenci sikapmu, tapi mengapa aku tak mampu benar-benar membenci sosokmu? Pikirku dengan mengutarakan, aku bisa tahu bagaimana isi dari hatimu. Aku paham betul bahwa cinta memang tak selalu terbalas. Kata temanku aku bodoh bukan kepalang. Masih saja mau bertahan meski sudah dipatahkan. Pikirku meski kamu sudah bilang hentikan! Itu tak berpengaruh untukku, sedikitpun. Meski banyak yang bilang cintaku ini kesalahan, tapi aku sama sekali tidak keberatan, toh kamu hanya tidak bisa bangkit, banyak cara membuatmu ingin berdiri bahkan berlari.
Aku hanya meyakini hati manusia bisa berubah, aku hanya yakin kamu mau menerima, tak ada yang salah dari harapanku. Jadi, bisakah kamu membantuku mewujudkan itu?

Cikakak, 27 September 2019








Biodata:

SiMo seorang remaja yang menyukai sastra dan memiliki banyak impian yang sangat besar.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerpen - Kita Salah Waktu - Karya SiMo - Sastra Indonesia Org"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.