3 Dosa dalam Menulis Dialog yang Jarang Diketahui

 


Hai Sobat Literasi, pasti tidak asing lagi dengan apa yang disebut dialog. Dalam sebuah cerita dialog menjadi bagian terpenting, bagian yang menghidupkan cerita tersebut. Dialog sendiri adalah percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog juga memiliki banyak manfaat dalam sebuah karya seperti cerpen, novel, cerbung, hingga karya non fiksi. Fungsinya membuat tulisan lebih bervariasi dan dinamis, sehingga tidak monoton dan hanya berisi narasi saja.

Biasanya dalam tulisan non fiksi dialog disematkan sebagai bagian dari ilustrasi cerita agar lebih menarik. Selain itu, dialog juga bermanfaat untuk memperkuat karakter atau penokohan dalam cerita. Namun, dalam penulisannya terkadang masih ada kesalahan yang tidak pernah disadari atau bahkan dianggap sudah benar. 

Oleh karena itu, sebagai penulis perlu mengetahui apa sebenarnya yang salah dalam penulisan dialognya agar tidak salah kaprah kedepannya. Sebelumnya, kita sudah pernah membahas tentang kesalahan menulis dialog yang sering dilakukan penulis pemula di postingan sebelumnya, lho!


1. Gaya dialog semua tokoh sama

Biasanya dalam menulis kita memberikan jiwa kepada tokoh atau karakter dalam tulisan tersebut, termasuk gaya atau cara berbicara tokohnya. Dalam hal ini ada kemungkinan besar, kita memberikan gaya dialog yang sama pada setiap tokohnya, yaitu gaya bicara kita sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh terjebak dalam gaya bicara sendiri dengan mengamati percakapan di sekitarnya, seperti teman kantor, keluarga, tetangga, dan lainnya.

Jika gaya bicara orang lain yang kita dengarkan tertangkap dengan baik bisa kita terapkan pada karakter di tulisan. Jika kita bisa menangkap percakapan orang tersebut dengan baik, maka gaya orang tersebut bisa membuat dialog tokoh yang kita buat lebih konsisten. Jadi, orang di sekitar bisa kita jadikan inspirasi karakter tokoh dalam cerita dan bisa dijadikan rujukan dalam membuat dialog agar lebih konsisten.

2. Kurang mengerti tata bahasa dalam penulisan dialog

Banyak sekali yang tidak memerhatikan penulisan dialog yang masih salah dan semakin sering dilakukan. Oleh karena itu, ada beberapa penulisan dialog yang perlu kita perhatikan, nih, sebagai berikut:
  1. Dialog selalu masuk ke alinea atau paragraf baru, kecuali dialog dipotong, lalu dilanjutkan.
  2. Huruf pertama tidak dispasi dengan kutip buka dan tanda baca, begitu pula huruf terakhir dengan tanda kutip atau tanda baca terakhir.
  3. Huruf besar di awal dialog.
  4. Titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru di akhir kalimat berada di dalam tanda petik, bukan di luarnya. Selain itu, tanda baca juga tidak dispasi dengan tanda petik penutup.
  5. Titik digunakan jika dialog berhenti tanpa keterangan narasi, jika dialog berhenti dengan narasi menggunakan koma.
  6. Jika sebelum dialog diawali dengan narasi, maka sebelum tanda petik diberi tanda koma terlebih dahulu tanpa spasi dengan huruf terakhir kalimat narasi, lalu petik buka.
Contohnya:


Nora tersenyum, lalu berkata, "Aku tidak mudah percaya dan paling tidak bisa kau bohongi."

"Hanya kau yang paling memahamiku 'kan?" tanya Naza sembari tersenyum, "Lagipula hal yang kau benci tidak akan berani kulakukan."

3. Kata pengiring dialog yang tidak bervariasi

Dialog diikuti dialog tag yang tidak bervariasi memang sering terjadi, padahal ini membuat cerita terlihat monoton. Contohnya seperti berikut:

"Mas, jangan lupa makan siangnya, awas kalau tidak makan," ujar Balqis.

"Iya," ujar Naufal.

"Walaupun sibuk dengan pekerjaan jangan sampai melupakan makan siang, nanti kalau tidak makan siang, sakit, lho. Mas, harus makan siang pokoknya," ujar Balqis.

Jika dilihat dialog yang digunakan hanya ujar dan ujar lagi, hal ini bisa membuat pembaca jenuh. Padahal ada banyak dialog tag lain yang bisa dipakai seperti ancam, kata, tegas, balas, respon, dan lain-lain. Oleh karena itu, hindari penggunaan dialog tag yang sama, kalian bisa menggantinya dengan kosakata lain. Berikut variasi yang bisa digunakan dari dialog di atas:

"Mas, jangan lupa makan siangnya, awas kalau tidak makan," ancam Balqis.

"Iya," balas Naufal.

"Walaupun sibuk dengan pekerjaan jangan sampai melupakan makan siang, nanti kalau tidak makan siang, sakit, lho. Mas, harus makan siang pokoknya," tutur Balqis.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Dosa dalam Menulis Dialog yang Jarang Diketahui"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.