Digabung atau Dipisah?

Rumah Ejaan

Sastra Indonesia Org

Materi Juni 2020: Digabung atau Dipisah?

Materi tentang penulisan yang digabung atau dipisah di sini hanya membahas tentang penulisan yang sering digunakan selama proses menulis karya.

1. Penulisan imbuhan selalu digabung.

a. Imbuhan yang diletakkan di awal kata, disebut juga awalan atau prefiks, yaitu: ber-, me-, di-, ke-, se-, per-, pe-, dan ter-.

Contoh: berlari, melerai, dibawa, keburu, dan sepasang.

b. Imbuhan yang diletakkan di akhir kata, disebut juga akhiran atau sufiks, yaitu: -kan, -an, dan –i.

Contoh: kerjakan, lambaian, dan punguti.

2. Penulisan kata depan atau yang menyatakan tempat selalu dipisah.

Macam-macam kata depan, yaitu: di, ke, dan dari.

Contoh: di pasar, ke Surabaya, dan dari sekolah.

3. Penulisan kata ganti di awal kata.

Kata ganti di awal kata, yaitu: ku-, kau-.

a. Untuk kata ganti ku-, penulisannya selalu digabung.

Contoh: kuraba, kupikir, dan kuanggap.

b. Umumnya, kata ganti kau- yang diikuti kata dasar, penulisannya digabung.

Contoh: kautunjuk, kauhirup, dan kauangkat.

Catatan: pada praktiknya, ada kalanya penulisan kata ganti kau- dipisah dari kata kerja dasar yang mengikutinya.

c. Kata ganti kau yang diikuti kata berimbuhan penulisannya dipisah.

Contoh: kau berjalan, kau dihajar, dan kau tertuduh.

4. Partikel pun dipisah dari kata di depannya, kecuali 12 kata penghubung (adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.)

Contoh: aku pun, malam pun, dan rumah itu pun.

5. Partikel -lah, -kah, dan -tah digabung dengan kata di depannya.

Contoh: biarlah, sudahkah, dan apatah.

6. Kata sandang si dan sang dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh: si pembohong dan sang guru.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Digabung atau Dipisah?"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.