Materi - Bedah Buku Tenggelamnya Kapal Van der Wijck oleh Putri Muhaiminah Asy.syifa cucu Buya Hamka - Sastra Indonesia Org







Keunggulan

Novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck berhasil mengangkat unsur adat budaya Minangkabau, dan masyarakat luas bisa membuka mata, bahwa pernikahan tidak hanya tentang bagaimana adat dan budaya harus dijalankan dengan baik, dengan mengesampingkan hal-hal yang lebih penting, seperti persoalan menikah adalah bagaimana kita bisa mendapatkan pasangan sesurga yang seiman, yang memiliki karakter baik, dan tidak hanya dipandang dari harta dan kedudukan juga adat istiadat. Karena dalam agama tidak ada larangan menikah dengan yang berbeda adat, tetapi carilah yang seiman dan bisa menjadi imam.

Kekurangan

Novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck sebenarnya sangat bagus dan menarik, cuma tidak semua kalangan masyarakat yang dalam ejaan lama yang digunakan Buya, dan tata bahasa lebih mengarah ke bahasa Melayu. Jika pun diubah menjadi PUEBI yang baik dan benar, itu bisa menghilangkan nilai sastranya–berupa seni dalam merangkai kata menjadi indah.

Manfaat

Novel ini menambah ilmu dan wawasan untuk mengenal seperti apa adat dan budaya Minangkabau, serta membuka cara berpikir yang lebih baik dari poin-poin masalah yang dihadirkan oleh seorang Buya Hamka, bahwa pernikahan bukan hanya urusan adat dan budaya, tetapi juga urusan agama dan hati yang baik.

By: Putri Muhaiminah Asy.syifa





Baca juga:










Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Materi - Bedah Buku Tenggelamnya Kapal Van der Wijck oleh Putri Muhaiminah Asy.syifa cucu Buya Hamka - Sastra Indonesia Org"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.