Kalimantan Barat – Di balik keindahan Danau Sentarum yang terhampar luas di jantung Taman Nasional Kapuas Hulu, tersimpan sebuah cerita rakyat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Dayak. Cerita ini bukan sekadar legenda, melainkan cerminan hubungan sakral antara manusia dan alam dalam budaya Kalimantan.
Menurut kisah yang dipercaya masyarakat setempat, Danau Sentarum dulunya adalah hutan lebat yang dihuni oleh makhluk halus penjaga alam. Suatu hari, seorang pemuda bernama Dara Itam—dikenal sebagai pemburu ulung—memasuki hutan terlarang demi mencari buruan langka.
Namun, tanpa sadar, ia melanggar pantangan adat dengan membunuh seekor rusa putih yang dianggap suci. Tak lama setelah kejadian itu, langit mendadak menghitam dan hujan turun deras selama berhari-hari. Air pun menggenangi seluruh kawasan hutan dan membentuk danau luas yang kini dikenal sebagai Danau Sentarum.
Masyarakat meyakini bahwa danau tersebut adalah bentuk murka alam terhadap keserakahan dan ketidaksadaran manusia. Hingga kini, Danau Sentarum dipandang sebagai tempat yang keramat dan dijaga adat ketat, terutama saat musim air naik dan surut yang disebut "musim danau".
Cerita rakyat ini menjadi bukti kuat bahwa sastra lisan masih hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Kalimantan. Di tengah arus modernisasi, kisah-kisah semacam ini adalah pengingat betapa pentingnya menjaga kearifan lokal dan menghormati alam.
Sebagai bagian dari kekayaan sastra Indonesia, legenda Danau Sentarum juga sering dijadikan sumber inspirasi dalam puisi, pertunjukan teater rakyat, hingga buku anak-anak berbahasa daerah.
SastraIndonesia.org mengajak generasi muda untuk terus menggali dan melestarikan cerita rakyat seperti ini, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai identitas dan kekuatan budaya bangsa.
0 Response to "Asal Usul Danau Sentarum: Warisan Cerita Rakyat dari Pedalaman Kalimantan"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.