Bunuh Diri, Hubungan Antara Manusia dan Tuhan


Kasus bunuh diri terus terjadi. Gangguan jiwa, stres, dan depresi diduga sebagai penyebabnya.
Penyakit jiwa perlu diatasi secepat mungkin. Cara terbaik melalui ajaran agama. Sesuai pemahaman
dalam Islam, terdapat dua jenis hubungan.

Hubungan dengan manusia (hablum minan-nas). Penderita depresi harus didampingi oleh orang
terdekat seperti: orang tua, keluarga, saudara, sahabat, atau pasangan. Tugasnya sebagai pendengar
yang baik agar mereka mau bercerita atau ‘curhat’. Walau belum tentu mengatasi masalah,
paling tidak, sedikit lega. Pendampingan itu juga agar mengingat masih ada orang yang menyayangi
mereka dan tidak berbuat nekat.

Orang depresi selalu merasa sendirian. Padahal, banyak yang lebih sengsara tetapi jauh lebih kuat
menjalani kehidupan. Mereka harus dijauhkan dari pengaruh negatif alkohol dan obat-obatan terlarang
karena memperparah kondisi mentalnya. Hubungan sosial dengan sesama manusia yang memburuk—
berupa kecewa, marah, benci—harus diperbaiki dengan hati ikhlas dan memaafkan. Juga mengampuni
diri sendiri saat tenggelam dalam rasa bersalah.

Bila merasa tidak ada orang yang dapat dipercaya untuk ‘curhat’, bisa coba terapi menulis.
Tuangkan semua dengan cara menulis diary atau buku harian. Tidak untuk dibaca oleh orang lain.
Tulis apa saja untuk meluapkan pikiran dan perasaan. Dengan begitu, penderita depresi bisa
merenungkan kembali agar berpikir lebih positif. Terapi menulis sering disarankan oleh para ahli
untuk mengatasi depresi.

Paling utama, hubungan dengan Tuhan (hablum minallah). Iman kepada-Nya. Tuhanlah yang
memberikan ujian dan cobaan bagi manusia beserta solusinya. Besar kemungkinan, penderita depresi
terlalu lama melupakan dan menjauh dari Tuhan. Mereka butuh mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta. Bersyukur atas semua pemberian, mengingat, beribadah, berdoa, serta berkeluh kesah
hanya pada-Nya.

Sesungguhnya, kembali pada pribadi. Sekeras apa pun usaha orang lain untuk menolong,
tetap kesembuhan bersumber dari keyakinan sendiri. Terlepas apa pun agama yang dianut, manusia
semestinya percaya kepada Sang Pemberi kehidupan. Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Jika manusia sadar bahwa Tuhan menyayangi, mustahil mereka melenyapkan nyawa yang
dianugerahkan.
Biodata Penulis


Perempuan bernama Riski Diannita. Lahir pada 5 April 1991 dan kini tinggal di kota
kelahirannya, Mojokerto. Pernah mengambil S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Universitas Wisnuwardhana Kota Malang. Bekerja sebagai pengajar les di lembaga bimbingan
belajar. Hobi menulis karya sastra sejak remaja. Sering menjadi kontributor dalam buku antologi
puisi dan cerpen oleh penerbit indie.

Karya perdana yang pernah dibukukan ialah kumpulan puisi Catatan Biru bersama sang suami
Aria Winardi (Penerbit Pena House, Blora, Agustus 2015). Karya solo berupa buku kumpulan cerpen
The Wings of Love (Penerbit Pena House, Blora, Agustus 2016) dan novel Kisah Entah di Sekolah
(Penerbit Aria Mandiri Grup, Bandung, September 2016). Novel terbaru yang terbit berjudul
1 Hati 150 Hari (PPMPI Publisher, Lamongan, Oktober 2017).
Beberapa tulisannya dapat dibaca di blog: riskidiannita.blogspot.com. Penulis dapat dihubungi
di akun Facebook: Diannita Riski. Email: riskidiannita@gmail.com.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bunuh Diri, Hubungan Antara Manusia dan Tuhan"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.