Aku dan Secangkir kopi - Hennie Septia




Aku dan secangkir kopi, pagi ini.
Menatap nanar pada cahaya matahari yang tak mampu menembus awan.
Pagi ini begitu dingin, gerimis mulai datang.
Aku hanya bisa terdiam di sudut cafe, dan memandangi rintik air di jendela.

Aku harus terbiasa,
Melewati pagi tanpa sapaanmu, 
menempuh siang tanpa genggaman tanganmu, 
juga malam tanpa candamu.

Bayanganmu yang perlahan memudar, seiring kepergianmu.
Kepergianmu bukan hanya membuat luka, tapi nelangsa.

Langit seakan menangis melihatku.
Kaku, diam, dan sekarat.
Entah kenapa waktu begitu kejam,

Aku hanya bisa tertunduk kaku pada malam, 
pada dinginnya tanganmu.
Aku hanya mampu berpasrah pada hujan, 
ketika hari pemakamanmu.
Aku tak mempunyai pundak untukku bersandar, 
ketika kepergianmu mematahkan segala harapanku.

Adakah kamu bahagia di sana?
Adakah kamu menungguku di sana?
Menungguku menyelesaikan hidupku di sini, 
menjalani kehidupan tanpa tujuan ini.

Mungkin jika kamu tak memintaku waktu itu, aku telah berhenti.
Aku tak akan mau lagi bernapas, tak izinkan jantung ini berdetak.

Tapi demi kamu,  aku bertahan. 
Bertahan hidup sedikit lebih lama.

Pagi ini, aku duduk sendiri di pojok cafe. 
Memandang rintik hujan di luar.

Hanya aku, secangkir kopi hangat, 
dan senyumanmu yang sedikit memudar.



Biodata Penulis :


Seorang perempuan yang mencoba mengungkapkan segala yang ada dipikirannya. Menulis adalah cara terbaik yang diketahuinya. Lahir pada 13 Oktober, di kota Kendal. Dibesarkan oleh keluarga sederhana dan mempunyai 2 orang adik. Menulis bukan hanya hobi, tapi sebuah mimpi. Memiiliki hobi membaca, mendengarkan music, dan punya ketertarikan besar dengan Anime. Suka dengan segala hal berbau animasi, juga Costplay. Mari berteman. Temui aku di FB : Hennie Hachi Septia, Instagram : @hachihennie.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aku dan Secangkir kopi - Hennie Septia"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.